Pengalaman Servis Laptop yang Berakhir Zonk

Ini adalah pengalaman servis laptop yang tiba-tiba tidak mau nyala saat mau dipakai. Sudah dibawa ke tempat servis, bahkan di tempat kedua, tempat servis nya berada di Harco Mangga Dua, yang bisa dibilang pusatnya komputer / laptop yang sudah legendaris.

Saya memakai laptop Thinkpad T430 ini sudah sekitar 2 tahun. Laptop ini adalah laptop bekas yang saya beli di salah satu toko di Bekasi Cyber Park, Bekasi.

Seperti ekspektasi semula, saat saya beli laptop ini memang tidak muluk-muluk. Andai bisa dipakai normal sekitar 2 tahun saja, itu sudah termasuk bagus. Syukur-syukur bisa dipakai lebih lama lagi.

Dan ternyata kejadian beneran. Selama 2 tahun dipakai tanpa kendala, saat mau dipakai lagi, laptop tidak mau nyala saat ditekan tombol power. Langkah-langkah darurat sudah dicoba. Mulai dari melepas dan memasang lagi baterai, atau dinyalakan langsung tanpa baterai (langsung dari adaptor), menekan dan tahan tombol power beberapa menit, dll semua sudah dilakukan. Tapi laptop masih belum bisa menyala.

Bukan ngadat yang pertama

Sebenarnya kejadian ngadat ini bukan yang pertama. Sebelumnya pernah juga kejadian yang mirip, dan permasalahan bisa diatasi. Saat itu ingin menambah RAM 1 keping lagi sehingga menjadi 8Gb.

Setelah RAM dipasang, laptop bekerja normal dipakai beberapa hari. Tapi sekitar 2 mingguan setelah itu, tidak mau nyala saat mau dipakai. Waktu ditekan tombol power on, sekilas muncul tulisan di layar dan bunyi beep.

Berdasarkan beberapa info yang didapat dari internet, ternyata kemungkinan masalahnya ada di RAM yang baru. Bisa jadi karena RAM nya rusak atau tidak kompatibel dengan RAM yang terpasang sebelum nya.

Akhirnya saya coba buka penutup di bagian bawah laptop. Kebetulan untuk laptop Thinkpad T430 ini ada lubang khusus untuk RAM. Sehingga tidak perlu membuka semua body laptop kalau ingin memasang/melepas RAM tambahan.

Setelah RAM dilepas dan laptop dinyalakan lagi, jreng jreng akhirnya laptop mau nyala normal. Berarti memang betul, kemungkinan masalah pada RAM tambahan.

Nah, untuk ngadat yang terakhir ini yang masih belum ketemu solusinya dan harus dibawa ke yang lebih paham.

Dibawa ke tempat servis

Lalu laptop dibawa ke salah satu tempat servis di pusat komputer Bekasi Cyber Park. Di sana saya sampaikan keluhan soal laptop yang tidak mau nyala.

Setelah di-cek sepintas, kesimpulan sementara kemungkinan rusak di IC power nya. Tapi untuk detail nya harus dibongkar total dan laptop harus ditinggal. Karena ini memakan waktu yang cukup, sementara teknisinya masih memperbaiki unit yang lain.

Saya menyetujui untuk laptop ditinggal dan saya diberi estimasi biaya nya. Kalau untuk IC power estimasi biaya nya kalau bisa diperbaiki Rp 400 rb - Rp 600 rb. Kalau ada yg lain yang rusak kemungkinan bisa nambah biaya. Tapi katanya itu akan dikonfirmasi lewat WA. Dan kalau laptop ternyata tidak bisa diperbaiki, dikenakan biaya bongkar pasang Rp 100 rb.

Untuk waktu pengerjaan akan dikabari sekitar seminggu via WA. Walau mereka tidak bisa memastikan berapa lamanya.

Untuk estimasi biaya dan waktu pengerjaan nya, walau lumayan jg biaya nya, masih bisa dimengerti. Mungkin emang pasaran biaya segitu.

Tapi untuk ongkos bongkar pasang saat laptop gagal diperbaiki, ini lumayan bikin kaget juga. Apalagi seperti ditetapkan tarifnya.

Ya sekali lagi kalau ini memang sudah jadi kebiasaan yang berlaku di sini, ya saya mengikuti saja. Sambil berharap laptop bisa diperbaiki.

Seminggu kemudian …

Saya coba hubungi lewat WA menanyakan perkembangan laptop. Ternyata masih dicek dan belum ketemu masalahnya (apalagi solusinya). Saya anggap wajar, mungkin karena banyak pasien laptop yang diservis sehingga perlu waktu lagi untuk cek laptop saya.

Dua Minggu kemudian ...

Saya menunggu kabar, karena saat kontak di minggu sebelumnya saya pesan, tolong dikabari perkembangannya. Walau misalnya kabar buruk sekalipun. Tapi ini tidak ada kabar. Lalu saya inisiatif yang kontak untuk menanyakan perkembangan laptop saya.

Jawaban nya, katanya masih dicek oleh teknisi. Alias masih belum bisa diperbaiki. Tapi karena ini sudah 2 minggu tanpa perkembangan, saya menyimpulkan mungkin memang tidak bisa diperbaiki oleh teknisinya. Saat saya ingin tau penyakitnya, mereka pun tidak bisa kasih penjelasan problem laptop nya.

Saya pun ambil keputusan untuk mau ambil laptop saja. Saya minta untuk merapikan lagi laptop nya, karena 1-2 hari lagi akan mampir ke tempat nya untuk mengambil laptop.

Kecewa

Beberapa hari berikutnya saya datang ke tempat servis untuk mengambil laptop, yg mana sebelumnya sudah janji akan datang. Minta laptop dirapikan dulu agar pas datang tinggal ambil.

Apa yg terjadi, saat saya sudah sampai tempat, laptop belum dirapikan. Saya diminta menunggu lebih 1 jam, karena teknisinya katanya sedang merapikan kembali laptop. Saya menduga teknisinya tidak men-servis sendiri, tapi dikerjakan di tempat lain. Karena saya ditinggal lama di tokonya dan dia menuju tempat lain untuk ambil laptop saya.

Semoga mereka tidak terburu-buru dan ada komponen laptop yg tertinggal tidak terpasang. Atau terpasang sekenanya, atau baut nya berkurang.

Setelah bosan menunggu, akhirnya teknisi datang dan membawa laptop saya. Saya tentu kecewa. Pertama karena tidak bisa mendapat update ttg laptop yg diperbaiki, keduanya tetap harus bayar biaya bongkar pasang, ketiga nya laptop tidak berhasil diperbaiki, bahkan saat minta penjelasan problem nya pun tidak mendapat jawaban yang jelas.

Mungkin itu risiko men-service perangkat elektronik yang kemungkinan bisa diperbaiki atau sebaliknya gagal diperbaiki.

Servis lagi di Harco mangga dua

Saya masih penasaran dengan laptop ini bisa diperbaiki atau tidak. Lalu saya cari info tempat servis di Harco mangga dua. Ada beberapa tempat yang lumayan meyakinkan, apalagi mereka katanya sudah terbiasa dengan re-balling. Semacam istilah untuk bongkar pasang chipset atau IC. Dengan kemampuan itu saya yakin laptop saya bisa diperbaiki. Terlebih di Harco ini kan pusat nya laptop bekas dan tempat servis di Jakarta.

Akhirnya saya bawa ke tempat servis di Harco yang lumayan ramai. Banyak juga orang yang membawa laptopnya ke tempat ini. Ini yang juga membuat optimis laptop saya bisa diperbaiki di sini.

Saat tiba di sana, saya sampaikan panjang lebar problem laptop seperti saat servis di tempat pertama.

Sambil minta ijin cek dan bongkar, mas nya memberi jawaban yang normatif. Yaitu perlu dicek lebih detil dan diberi gambaran biaya. Katanya kalau yg kena IC power, biaya sekitar Rp 400 rb. Kalau yang kena chipset biaya nya Rp 600 rb - Rp 800 rb.

Saya tidak terlalu kaget dengan estimasi biaya nya karena sudah ada gambaran dari servis sebelumnya. Ini juga masih masuk budget asal laptop nya bisa dipakai normal lagi.

Saat saya tanya estimasi waktu pengerjaan, katanya tergantung antrian laptop yang diservis. Memang sih tampak banyak yg dikerjain. Banyak juga yang diambil selesai servis. Sebenarnya saya ingin bicara dengan teknisinya andai bisa cek laptop saya sebentar, untuk tahu kemungkinan kerusakannya parah atau tidak. Sehingga bisa ancang-ancang cari alternatif kalau laptop tidak bisa diservis.

Entah karena mis-komunikasi atau apa, saya menunggu berjam-jam, tapi belum ada teknisi yang bisa menemui. Setelah saya mau pamit, akhirnya ada teknisi yang menemui yang menjelaskan kondisi laptop saya. Katanya sepintas ada jalur-jalur yang musti dicek lagi dan belum bisa menyimpulkan kerusakannya.

Akhirnya saya memutuskan untuk laptop ditinggal setelah sebelumnya dibuat tanda terima laptop dan printilan nya. Seperti pada servis di tempat pertama, saya juga meminta dikabari lewat WA ttg perkembangan perbaikan laptop. Baik itu bisa diperbaiki atau memang tidak bisa lagi diperbaiki.

Setelah lewat seminggu …

Mirip dengan di tempat pertama servis, mereka tidak memberi kabar tentang laptop. Saat ditanya jawaban nya pun normatif, masih dicek dan dicoba perbaiki.

Pada minggu kedua, saya juga tidak dikabari dan saat ditanya katanya masih belum beres, agak parah kerusakannya katanya. Saya jadi pesimis laptop bisa diperbaiki. Saya masih akan kasih waktu 2 Minggu lagi, atau tepat 1 bulan sejak laptop diserahkan. Kalau memang tidak ada kabar, saya akan ambil saja.

Dan benar saja setelah satu bulan, status laptop saya masih sama. Lalu saya sampaikan agar laptop diberesin dan saya akan datang beberapa hari lagi untuk mengambilnya.

Seperti Dejavu dengan di tempat servis pertama, saat saya datang dan sudah janjian, ternyata laptop belum dibereskan dan disuruh menunggu sekitar 1 jam-an.

Bedanya kalau yang ini tidak dikenakan biaya bongkar pasang. Walau begitu tetap khawatir. Jangan sampai karena saya membatalkan servis dan mengambil laptop, teknisinya jadi kurang detail saat memasang kembali bagian laptop yang dibongkar.

Tentu saja saya kecewa. Karena dengan waktu yang sudah 1 bulan, tidak dikabari perkembangan perbaikannya, termasuk saat saya inisiatif tanya via WA. Andai mereka to the point saat ditanya perkembangan dan ternyata laptop tidak bisa diperbaiki, mungkin saya bisa memaklumi.

Dengan pengalaman menservis laptop Thinkpad T430 ini di dua tempat servis dengan waktu hampir 2 bulan, saya merasa zonk, alias tanpa hasil.

Rencana selanjutnya

Saat menunggu perkembangan perbaikan laptop yang beberapa Minggu katanya masih dicek terus, saya juga sambil mencari info. Memang kemungkinan kecil laptop bisa diperbaiki atau bisa balik normal lagi. Kecuali dengan mengganti mainboard nya.

Ini pun masih masuk budget saya. Harga mainboard (bekas) di market place lokal sekitar Rp 1 jt-an. Sayangnya seller dan stok nya terbatas.

Alternatif lain, saya juga mencoba cari di Aliexpress, market place global asal China. Ternyata di sana banyak pilihan dan harga yang lebih menarik. Saya sedang mengincar yang seharga Rp 600-an ribu. Nanti saya tuliskan lagi ceritanya.

2 comments

  1. Memang tukang servis barang elektronik seperti laptop ini berbeda-beda dalam mendiagnosis dan memperbaiki laptop. Tapi kalau ke 2 tempat servis, masih belum berhasil, memang kerusakan terlalu berat. Salam silaturahim & blogwalking

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul pak. memang memperbaiki laptop, apalagi dengan kerusakan yang termasuk serius, bisa fifty-fifty % kemungkinannya bisa balik lagi. kalau pun bisa hidup, kemungkinan juga ga lama. makanya dalam kasus saya di atas, saya ambil opsi ganti mainboardnya. tapi ceritanya nanti saya tulis lagi ya di cerita terpisah. salam silaturahim dan salam sehat...

      Delete

Post a Comment