Beli laptop baru atau bekas? Cerita tentang beli Thinkpad T430

Pernah ga mengalami galau mau beli laptop baru atau bekas? Saat perlu beli laptop saya pernah mengalami hal itu. Ini lantaran dana saya terbatas, tapi ingin laptop dg spek yg mendingan.

Memang sih, saat beli sesuatu, khususnya gadget saya biasa mematok budget dulu. Misalnya tidak lebih dari sekian rupiah, dan akan mendapatkan barang seperti apa. Ini saya lakukan biar ga bingung nanti nya. Agar yang jadi patokan utama adalah budget nya dulu, lalu speknya yang akan mengikuti.

Sering kejadian, saat saya menginginkan suatu barang, ingin nya kemana-mana. Ingin spek yang seperti ini dan seperti itu. Tapi saat barang sudah ditentukan dan dilihat harganya, jauh sekali di atas budget yang saya punya. Akhirnya malah tidak terbeli.

Karena itu saat mau beli laptop, langsung saya patok dulu budget yang tersedia. Saat itu saya punya dana sekitar Rp 3,5 juta harus punya laptop. Sementara laptop yang ada sudah kurang layak pakai, baterainya sudah drop, kadang-kadang mati sendiri saat digunakan. Intinya sudah kurang memungkinkan untuk digunakan, apalagi untuk kepentingan pekerjaan.

Laptop second jadi pilihan?

Dari dana yang saya punya tidak akan mungkin dapat laptop baru, bahkan dengan spek entry level. Netbook pun kemungkinan juga tidak dapat barang baru, yang saat itu dibandrol sekitar Rp 4 jt-an. Lagian sepertinya saya tidak cocok memakai Netbook karena pernah mencoba memakai punya teman, tapi serasa kurang memenuhi harapan performanya.

Akhirnya mencoba melirik laptop bekas. Sebenarnya pencarian dan pembelian bisa dilakukan dengan cara online dan offline. Tapi karena ini pengalaman pertama membeli laptop bekas, maka di-skip dulu untuk beli online. Pencarian dilakukan di Bekasi Cyber Park, salah satu pusat penjualan komputer di Kota Bekasi.

Bagaimana saya memilih laptop bekas?

Setelah melihat di beberapa toko yang banyak memajang laptop bekas, ada beberapa merk yang lumayan dominan. Yaitu merk Lenovo, Dell, Compaq, Toshiba, Asus dan beberapa merk lain. Ada juga beberapa seri dan ukuran layar.

Seperti halnya soal budget, akhirnya pencarian dibatasi hanya pada seri Thinkpad dari Lenovo. Dan dari budget yang saya punya, saya mendapatkan Thinkpad T430. Kenapa Thinkpad? Karena selama memakai Linux dan mengikuti informasi soal dukungan hardware terhadap Linux, seri Thinkpad termasuk yang paling lancar saat diinstall Linux. Bahkan ini sejak Thinkpad masih dalam naungan merk IBM.

Spek Thinkpad T430 ini ternyata bermacam-macam. Yang saya dapatkan adalah dengan prosesor Intel I5 generasi 3, RAM 4 Gb, video card Intel, harddisk 340 GB. Sudah terinstall Windows 10 dan beberapa software standar. Windows nya harusnya bisa mendapatkan versi ori karena di body T430 ada serial number untuk Windows OEM.

Saat saya coba-coba, kondisi fisik masih mulus. Laptop juga tampak berfungsi normal sesuai harapan. Baterai diklaim bisa lebih dari 1 jam dan pihak toko memberi garansi 2 minggu.

Resiko membeli laptop bekas

Saya sadar dengan resiko beli barang second, apalagi barang elektronik. Harus siap kalau ternyata ga awet, atau ternyata ga berfungsi normal selama dipakai. Perkiraan saya, barang ini bisa dipakai selama 2 tahun, termasuk lumayan. Hal ini karena pengalaman yang sudah-sudah saat memakai laptop.

Saya pernah 2 kali beli laptop dari baru. Yang pertama merk Axioo yang seri low end dan merk Lenovo yang seri G, yg termasuk low end juga. Keduanya tidak sampai 2 tahun baterainya sudah drop. Dan saat diinstall Linux harus masih banyak lagi yang di-install manual drivernya. Itu pun kadang masih tidak bisa berjalan mulus linuxnya.

Akhirnya kedua laptop tadi diberhentikan tidak dipakai lagi setelah 2 tahun pemakaian lebih sedikit dengan berbagai macam masalahnya.

Khusus untuk Thinkpad T430 yang saya beli bekas ini, menurut beberapa review termasuk laptop bisnis yang berbodi kuat dan terbukti handal. Karena itu saya yakin juga walaupun bekas, mungkin keawetan sesuai dengan yang saya perkirakan di atas.

Beli barang baru pun tentu saja ada resiko kerusakan. Hanya saja ada garansi resmi, itu pun mungkin hanya sekitar 1-2 tahun. Jadi ada kemungkinan juga setelah 2 tahun laptop rusak, ada kemungkinan juga harus keluar tambahan dana untuk bayar service nya.

Meningkatkan performa laptop bekas

Salah satu kriteria lagi saat beli lapto bekas adalah yang bisa diupgrade dan kemudahan untuk melakukan upgrade nya. Contohnya di T430 saya ini sangat mudah untuk mengupgrade RAM dan hardisknya. Karena untuk RAM ada lubang tersendiri tinggal membuka baut, tanpa membuka seluruh casing laptop. Juga untuk penempatan hardisk yang berupa semacam slot, jadi sangat memudahkan untuk mengupgrade, bahkan untuk gonta ganti hardisk jika perlu.

Untuk meningkat performa, yang saya lakukan adalah dengan menambah ram 1 keping 4GB sehingga menjadi 8GB, dan hardisk diganti dengan SSD yang 240 GB. Sementara Hd yang lama tetap dipasang sebagai penyimpan tambahan diletakkan di slot CD Rom dengan memakai caddy.

Hasilnya, saya pernah membandingkan T430 saya yang sudah diupgrade dengan laptop kantor istri dengan spek yang lebih tinggi. Secara kecepatan tidak kalah. Mungkin hanya kalah di bagian layar, dimana T430 masih menggunakan layar LCD yang belum HD sementara laptop istri saya sudah full Hd.

Ini adalah cerita saya saat beli laptop bekas, Thinkpad t430 di awal tahun 2019 lalu. Nanti akan saya share lagi di blog ini tentang suka-duka memakai laptop ini di tulisan terpisah. Termasuk berita buruknya, yaitu laptop ternyata mati total setelah pemakaian sekitar 2,5 tahun

4 comments

  1. Wah lumayan juga Thinkpad T430, biarpun seken tapi tidak bikin kecewa performanya. Eh tapi sekarang mati total ya?

    Kalo aku pernah beli laptop Lenovo baru tahun 2017 seharga 3,7 juta. Sebenarnya pengin yang core i3 tapi sayangnya duitnya cuma segitu, tidak kepikiran beli laptop bekas.

    Dengan laptop baru itu, masih lumayan sih buat ngeblog, karena cuma buat menulis saja. Dari beli sampai kupakai selama setahun belum tambah aplikasi lain?

    Lho, kenapa ngga nambah? Ya karena tidak tahu cara install aplikasi di laptop.

    Cuma memang kadang lemot kalo buka tab Chrome lebih dari 5, loading melulu. Akhirnya setelah pakai setahun aku jual sama ponakan dan sampai sekarang masih hidup laptopnya buat nulis tugas kampus.

    Aku jual dua juta dan uangnya aku belikan hape Xiaomi note 4, lancar jaya biarpun buka tab sampai 20 lebih. Install aplikasi di play store juga bebas.

    Sampai sekarang belum minat lagi beli laptop, tapi kalo ada yang ngasih gratis sih mau.🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas. Sekarang dah matot. Tapi saya mau hidupkan lagi, biar jadi zombie.. he he he... Biarpun fisiknya mengerikan (tebel dan jadul) tapi performa ga kalah sama laptop baru yang harganya di atas 10 jt-an, kalau mau ngoprek dikit.

      Kalau saya, kegiatan ngeblog (nulis, edit foto, edit template, posting) lebih enak pakai laptop. Tapi kalau sekedar browsing atau lagi mobile lebih enak pakai hape. Kayaknya kita sesama penggemar siomay ya? :-)

      Delete
    2. Kayaknya kang Kamal pakai redmi note 10 pro nih.😁

      Ada yang bilang laptop jaman dulu bagus dan kuat dibandingkan zaman sekarang, betul ngga sih?

      Delete
    3. Tepatnya saya pakai redmi note 9 pro mas. Yang 10 pro dipakai sama bini :-)
      Kalau mas agus, saya terawang pakai Infinix Hot 8 ya? he he he he...
      Untuk laptop sebenarnya tergantung kelas dan pemakaian juga sih. Kalau yang kelas middle end ke atas pada jamannya, dan dipakai sekarang masih mumpuni asal bisa di-upgrade ram dan pakai SSD.

      Delete

Post a Comment